Senin, 30 Juni 2014

Tugas 3 : Analisis karya seni rupa dengan pendekatan Semiotik ( Kelompok )



Sarung ki semar dan ksatria-ksatria carangan
Seniman : Heri Dono
Matriks Analisis
Subjek
Deskripsi Unsur Rupa
Denotasi
Wayang
Bentuk : Organis
Warna : Krem pada wajah, tangan dan kaki, Merah pada bibir, jubah,tindik di telinga, dan huruf S, Biru pada pakaian, Kuning pada gelang tangan, gelang kaki, angka 2345 dan outline huruf S, Oranye pada kuku tangan dan kaki, Coklat tua pada celana dalam, Coklat dan coklat kekuningan pada sarung batik, Hijau pada renda – renda sarung, kerah dan pada bintang 14, Merah muda (pink) pada celana legging, Hitam pada bola mata, bulu mata, rambut, dan outline angka di dahi, Putih pada  koyo.
Tekstur : Tekstur semu, berkesan halus
Garis : Garis lengkung pada tubuh subjek wayang.
Figur wayang yang badannya tambun yaitu Semar menggunakan pakaian superman dengan posisi tubuh sedang terbang dan mengacungkan jempol tangan kanan berkesan seperti kesatria yang konyol dengan segala aksesoris yang menempel di tubuhnya
Elipse (Subjek pendukung)
Bentuk : Geometris
Warna : Merah
Tekstur : Tekstur semu, berkesan halus
Garis : Lengkung
Bentuk elipse yang terletak di atas kepala berkesan seperti malaikat
Sinar (Subjek pendukung)
Bentuk : Bersudut
Warna : Hijau pada bintang,kuning muda pada kertas,  dan putih pada sinar.
Tekstur : Tekstur semu, berkesan halus
Garis : Garis lurus pada sinar dan garis lengkung dan bersudut pada bintang dan garis lengkung pada kertas.
Ide yang muncul dari kepala atau otak digambarkan dengan sinar muncul dari dahi dan memantulkan berupa bintang yang di dalamnya terdapat kertas.
Asap (Subjek pendukung)
Bentuk : Organis
Warna : Putih
Tekstur : Tekstur semu, berkesan halus
Garis : Garis lengkung dan lurus.
Asap terletak tepat di belakang pantat dari figure Semar.
Sarung ki semar (Subjek pendukung)
Motif : kotak-kotak
Warna : Kuning kecoklatan dengan sentuhan warna coklat.
Tekstur : Tekstur semu, berkesan  kasar
Garis : lurus yang berpotongan
Sarung kotak hitam-putih-merah-kuning tidak bisa dipakai sembarang orang, keramat, titik, tidak bisa diganggu gugat. Dalam dunia pewayangan cuma empat tokoh yang berhak mengenakan sarung ini, yaitu Ki Semar sendiri, Sang Hyang Bayu, Bima dan Hanoman. Tetapi pada lukisan, sarung kotak-kotak berwarna coklat dan kuning kecoklatan dipakai oleh semar yang dalam cerita pewayangan merupakan tokoh dewa yang memanusia.




Konotasi 1
Konotasi 2
Tokoh wayang semar yang seharusnya mengenakan pakaian yang kental dengan budaya jawa khususnya tetapi sebaliknya malah mengenakan pakaian supermen yaitu seorang kesatria yang berasal dari luar negeri
Dalam cerita mahabarata, ki semar merupakan tokoh dewa yang memanusia dan berperang tanpa menggunakan dendam pribadi dan merupakan seorang kesatria, lakon Mahabharata memang begitu dekat dengan panggung politik kita tapi seluruh rakyat Indonesia yang sudah paham betul bahwa tidak ada yang serius dalam kancah politik negeri ini sehingga tokoh ki semar digambarkan dengan pakaian dan aksesoris-aksesoris yang lucu seolah menyimbolkan kelucuan politik.
Jika biasanya pada kepala seorang malaikat digambarkan dengan bentuk seperti mahkota namun bentuknya hanya bulat dan bolong pada tengahnya,tetapi dalam gambar wayang semar yang berpakaian seperti supermen layaknya seorang kesatria juga terdapat gambar lingkaran pada kepala seakan ingin menyamakannya juga dengan malaikat
Seseorang yang dijuluki dengan malaikat biasanya merupakan orang yang putih atau jernih hati dan jiwanya yang selalu ingin menolong orang-orang yang membutuhkan,tetapi dalam lukisan ini, seorang tokoh digambarkan sebagai ki semar seorang kesatria yang hanya mengenakan pakain dan aksesoris serba lucu dan tidak ada kesan serius seolah menyimbolkan tentang kulucuan seorang kesatria pada jaman sekarang ini.
Sebuah ide yang keluar dari pemikiran tokoh wayang digambarkan dengan cahaya berwarna putih dan terdapat kertas yang penuh dengan tulisan seolah menuliskan beberapa hasil pemikiran
Ide-ide yang keluar dari pemikiran ki semar berupa cahaya putih dan kertas yang terdapat tulisan-tulisan menyimbolkan sebagai janji-jani seorang kesatria.
Asap putih yang terletak di belakang pantat dari figure semar seolah menyimbolkan bahwa pemikiran atau gagasan yang disampaikan akan keluar begitu saja lewat belakang dan seolah menjadi asap putih yang akan menghilang tertinggalkan karena sang tokoh yaitu semar telah terbang tinggi
Asap putih yang terletak dipantat ki semar mengibaratkan janji-jani yang telah disampaikan hanyalah sebuah asap putih dan bualan belaka.
Sarung berwarna coklat dan kuning kecoklatan yang dikenakan oleh ki semar menyimbolkan bahwa semua orang berhak mengenakan sarung tersebut meskipun ia bukanlah seorang yang hebat.
fashion dunia pewayangan, bahwa dalam wayang, warna adiluhung tidak hanya putih bersih, tapi juga mengandung hitam, kuning, dan merah dalam kuantitas yang sama. Jika pada cerita sarung dengan warna-warna yang adiluhung tidak dapat dipaki oleh sembarang orang, tetapi pada jaman sekarang, sarung dapat dipakai oleh siapapun yang mempunyai uang untuk membelinya ibarat kekuasaan yang dibeli hanya dengan uang.

Konotasi -3
Konotasi -4
Ki Semar dengan pakaian ala Superhero sang Superman bertingkah konyol dengan ragam aksesoris yang menempel pada kostum yang ia kenakan .
wayang begitu dekat dengan kehidupan nyata karena dalam wayang kita bertemu dengan model-model tentang hidup dan kelakuan manusia

Konotasi -5
Konotasi Akhir
Dalam babad politik Indonesia modern, kita menemukan hal serupa, terutama adu siasat yang dilakukan untuk mencapai kepentingan, namun karena siasat tersebut terlalu gampang dibaca, maka seringkali berakhir sebagai sebuah guyonan. Yang berbeda, punakawannya bukanlah Anak Ki Semar, tapi seluruh rakyat Indonesia yang sudah paham betul bahwa tidak ada yang serius dalam kancah politik negeri ini.
Lukisan ini menunjukan fenomena politik di Indonesia yang carut marut,penuh dengan adu siasat para lakon politiknya yang hanya memberikan janji palsu :
Siasat Politik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar