Fenomena budaya
visual
Fenomena
budaya visual yang saat ini memang masih dijadikan sebagai suatu pemikiran baru
bagi beberapa pihak yang terkait.Budaya visual pada saat ini banyak menampilkan
simbol-simbol secara implisit dengan pesan-pesan tersembunyi dibalik bentuk
tersebut.Fungsi secara khusus yang menjadi pesan dibungkus rapi dengan
digunakannya visualisasi peminjaman bentuk
yang dapat mewakili sang seniman tanpa harus secara gamblang
memperlihatkan apa yang akan disampaikan.
Tanda
visual pada penerapan budaya visual saat ini berkonsep hampir sama dengan
prinsip dasar pop-culture,dikatakan seperti itu dikarenakan budaya pop kultur
memang menyajikan karya dengan peminjaman bentuk-bentuk tertentu yang dapat
mewakili maksud yang dituju.Bisa kita bandingkan dengan karya-karya seni
periode sebelumnya,ketika seniman ingin menggambarkan kekejaman maka akan
terlihat bentuk suatu karya seni dengan subjek pembunuhan,penyiksaan dan sebagainya.
Dalam
seni rupa,budaya visual dapat dirasakan dalam bentuk-bentuk karya
desain,seperti lukisan,poster,iklan dan sebagainya yang menampilklan sebuah
pencitraan yang mewakili maksud atau isi karya tersebut.Seperti publik diajak
untuk sedikit berfikir,apa maksud dari ini,bentuk ini representasi dari
apa,hingga pada akhirnya tahu kaitan antara bentuk dan isi yang dimaksud,jika
tidak maka berlalu sudah.
Banyak
kemudahan yang diberikan oleh budaya visual,sumbangsi terhadap pengaruh budaya
ini seperti kemudahan dalam mengolah karya seni.Sehingga tak hanya banyak
kelebihan yang diberikan namun terdapat beberapa kekurangan.Kualitas karya tak
lagi diperhatika,ideologis,gagasan,ide menjadi hal yang diutamakan.
Hal
ini menjadikan banyak seniman muda yang beragapan bahwa dalam berkesenirupan
yang terpenting adalah konsep,ide,gagasan,bukan bentuk.Imbas negatif sebagai
bentuk pemertahanan ideologi ini hingga menjadikan sebuah bentuk pencemoohan
sebuah karya seni yang memang mempertahankan kualitas tehnik serta ide.Sering
terdengar coleteha kecil bahwa teknik hanya untuk tukang (memang sudah mereka
kuasai atau bentuk suatu ungkapan ketidakmampuan ? ).Hal ini patutlah
diperhatikan,bahwa sangat baik suatu karya seni jika antara ide atau gagasan
yang hebat dapat diwujudkan dengan penguasaan teknik yang hebat pula.
Analisis Karya
Seni Rupa Menggunakan pendekatan Semiotik
Kaya Desain
Iklan Koran “Suara Merdeka” Graphic
Designer: Emyr Namara
Deskripsi
:
Karya desain iklan suatu produk
koran Jawa tengah yaitu “Suara Merdeka“ yang dibuat pada tahun 2011 oleh desain
grafis yang bernama Emyr Namara.Karya ini diterpakan baik pada billboard maupun
kolom iklan untuk mempromosikan produk koran tersebut.Karya iklan tersebut
menampilkan subbject matter berupa
tiga penari Jawa yang salah satu dari ketiganya tidak memakai topeng
sendiri,subjek lain dalam karya tersebut adalah font dengan tulisan “ Banyak
yang bertopeng Jawa Tengah,Namun hanya satu sahabat sejati Jawa Tengah”,yang
kemudian disertakan loho “Suara Merdeka” yang berupa font.Background sederhana
dengan pengggunaan waran abu-abu kecoklatan.Unsur warana dalam Subject matter adalah merah pada kostum
penari Jawa yang dikenakan,atau kembennya serta warna kuning keemasan pada
aksesoris ynag dikenakan,dan topeng bewarna putih.Font pada tulisan menggunakan
warna biru serta hitam.Warna putih pada footer pada kolom ynag berisikan logo
dan alamat website koran tersebut.
Analisis Semiotik terhadap Karya :
Subjek
|
Deskripsi
|
Konotasi
|
Konotasi
|
Konotasi
|
Konotasi
|
Konotasi
|
Topeng
|
Bentuk
:
Organis
Warna
: merah dengan garis hitam dan merah pada bibir
Tekstur
:
Semu,kesan
halus pada permukaannya
Garis
: Lengkung pada bibir topeng dan bagian atas sebagai kesan rambut yang dibuat
melengkung,garis mata dan alis melengkung ke bawah
|
Benda
berupa topeng khas Jawa yang biasa digunakan dalam kegiatan acara tari
tradisional
|
Topeng
yang menampilkan garis bibir dan mata cemberut
|
Topeng
hanya digunakan oleh dua penari Jawa dengan ekspresi wajah cemberut tanpa
kesan bahagia namun menunjukan gerak yang sama dengan penari tanpa topeng
sebagai fokus of interest
|
Penari
Jawa menggunakan topeng yang menyamai gerak penari lainnya merupak simbol
dari banyaknya koran ynag beredar di Jawa Tengah yang tidak mempunyai ciri
khas dan isi dari budaya Jawa Tengah sendiri,penari Jawa tanpa topeng dengan
senyum manis merupakan simbol dari “Suara Merdeka “ yang berkualitas dengan
memberikan informasi dan berita tanpa yang ditutup-tutupi.
|
Karya
desain koran ini menunjuakn fenomena :
Kemerosotan
Informasi Budaya
|
Penari Jawa
|
Bentuk
: Organis
Warna
: merah pada kemben Jawa yanng digunakan,warna kulit sawo matang,rambut hitam
dan aksesoris pelengkap seperti gelang giwang mahkota berwana kuning keemasan
|
Tiga
figur manusia yang mengenakan pakaian tari tradisional,salah satu dari tiga
penari tidak mengenakan topeng
|
Dua
figur penari mengenakan topeng dengan raut muka cemberut sedangkan satu
penari tanpa topeng tesenyum dengan manisnya
|
|||
Teks : “ Banyak yang bertopeng Jawa
Tengah,Namun hanya satu sahabat sejati Jawa Tengah”
|
Teks
berwarna biru dengan font sederhana tumpul
|
Merupakan
isi dari karya yang dimaksud.Berikan informasi mengenai kualitas koran “Suara
Merdeka “ dibandingkan koran lain yang beredar di Jawa Tengah
|
Informasi
bahwa ada banyak koran yang ada di Jawa Tengah namun hanya suara merdeka
bacaan berbobot Jawa Tengah
|