Ujian Tengah Semester Kritik Seni Rupa 2
Soal dan
jawaban.
1.
Bagaimana
cara kerja kritik seni rupa dengan pendekatan Holistik ?
Kritik
seni rupa memiliki peranan penting dalam mengungkapkan macam ragam nila,makana
dan permasalahan tentang karya seni,kritik seni holistik yang memiliki tujuan
menungkap nilai secara utuh,tidak pincang atau tidak melihat dari perspektif
tertentu.Pendekatan hilistik mempunyai sifat plural,multi data, multi
methods,multi sumber,menyeluruh dan kompleks.Maksudnya adalah pendekatan ini
menggunakan berbagai sumber untuk dicari dan dinilai dalam menjustifikasi baik
buruk suatu karya,sedangkan multi methods yaitu sumber sumber yang dicari
menggunakan berbagai cari untuk mendapatkan data,dari menggunakan
angket,analisis dokumen,obesrevasi langsung maupun wawancara pengamat.
Pendekatan
ini ketika akan mengkritiki seni mempertimbangkan karya seni dari pengamat dan
dari seniman sendiri agar ketika penilaian tidak ada subjektifitas melainkan
penilaian yang objektif.Dalam pendekatan ini harus melibatkan beberapa aspek
seperti seniman,karya dan pengamat,jadi memandang karya seni dalam tiga
perspektif.Ketiga komponen tersebut saling berinteraksi dan saling menentukan
nilai setiap karya.
1)
Seniman
sebagai sumber data atau informasi genetik meliputi kondisi seniman dengan
pengalaman khususnya,lingkungan fisik seniman dengan konteks budayanya,proses
dan teknik penciptaanya serta lainnya yang semuannya berkaitan dengan yang ada
sebelumnyakarya seni selesai diciptakan.
2)
Karya
seni sebagai sumber Informasi objektif,diperoleh melalui pengamatn terhadap
karya seni yang telah selesai diciptakan.
3)
Penghaya
sebagai sumber informasi Afektif,meliputi segala tanggapan yang dirasa dan
timbul dari dalam diri penghayat yang menghadapi karya seni.
Implikasi penulisan kritik :
1)
Deskripsi
: keunikan teknik dan subjektivitas disampaikan ( menunjukan keholistikan )
2)
Analisis
: analisis lebih intra dan ekstra estetik
3)
Interpretasi
: melibatkan pertimbangan seniman,pengamat, dan karya
4)
Evaluasi
atau justifikasi : harus komprehansif.
2.
Jelaskan
Pembahasan Intraestetik dan ekstraestetik.
1) Intraestetik : mencakup unsur-unsur secara menyeluruh yang menjadi konteks.
Faktor ekstraestetik mencakup sistem
(1) nilai, pengetahuan, dan kepercayaan
yang menjadi pedoman berkesenian,
(2) sumber daya lingkungan yang ada dan
dimanfaatkan,
(3) kebutuhan-kebutuhan seni,
(4) pranata-pranata seni yang
berisikan sistem norma dan peranan yang mengatur tindakan berkesenian,
(5)
perilaku atau pola perilaku seni yang mencakup perilaku penghayatan,
pengungkapan, dan pengelolaan seni.
2) Ekstraestetik : secara konkret
terwujud dalam bentuk karya (pelestarian dan penciptaan) yang di dalam wujudnya
tercakup
(1) corak, bentuk, struktur, dan simbol seni,
(2) media pengungkapan
seni, bahan dan teknik-tekniknya, dan
(3) gagasan pelestarian atau penciptaan
seni. Keseluruhannya menunjukkan hubungan timbal-baliknya dalam hubungan
sibernetik dan sinergis antara faktor pedoman di satu segi dan energi di segi
lain.
3.
Sebutkan
contoh penerapan ikon,indeks, dan simbol dalam fenomena visual :
a.
Ikon
:
a)
Disket
pada ms.word adalah ikon fungsi untuk meyimpan file pada komputer.
b)
Piring
dan sendok merupakan ikon rumah makan
c)
Rhoma
irama merupakan ikon dari musik dangdut Indonesia
d)
Tangga
nada merupakan ikon musik
e)
Obeng
dan tang pada handphone merupakan ikon dari fungsi pengaturan
f)
Menara
eiffel merupakan ikon dari negara Perancis
b.
Indeks
:
a)
Piala
: indeks dari prestasi yang telah dicapai
b)
Kerutan
di kulit : penuaan
c)
Perut
membuncit : busung lapar
d) Jejak binatang,bisa dipahami para
pemburu sehingga dapat mengenali binatang apa yang baru saja melewati daerah
tersebut.
c.
Simbol
:
a)
Yang
dan Yang merupakan simbol dari tak ada suatu yang benar-benar baik dan tak ada
susautu yang benar-benar buruk.
b)
Baju
hitam simbol berkabung
c)
salib
( simbol kepercayaan penganut agama nasrani,kristen,katholik)
d)
cincin
polos pada jari tengah simbol pertunangan
e)
Janur
kuning melengkung simbol ada pernikahan
4. Analisis
karya dengan pendekatan semiotika
Judul : Temukan aku di Indonesia
Di buat oleh : Iwan Febrianto
Ukuran :
A2
Media :
Drawing pen di atas kertas
Tahun :
2013
a.
Deskripsi
Karya seni rupa
merupakan ungkapan perasaan jiwa seseorang yang diekspresikan dan dituangkan
dalam sebuah karya baik dalam bentuk lukisan,patung,maupun grafis.Seiring
dengan berkembangnya zaman karya seni rupa pun ikut berkembang dari media dan
teknik.Iwan febrianto inilah seniman muda yang aktif mengikuti perkembangan
seni rupa yang baru,pria yang lahir pada 23 januari 1992 di kota kretek Kudus
ini sangat menggemari dunia seni rupa mulai dari lukisan,drawing,desain,dan
banyak lagi.Dengan banyak mencoba banyak hal untuk memperoleh pengalaman baru
dalam hidupnya,iwan selalu bereksperimen mengenai karya yang ia buat.
Berkarya drawing
merupakan kesukaanya,disamping berkarya itulah ia terbiasa memproduksi baju
atas desain drawing yang ia buat,dari yang bertemakan budaya,filosofi,aktivitas
sehari-hari hingga yang bertemakan oldskull
.Iwan febrianto juga terdata sebagai mahasiswa seni rupa fakultas bahasa
dan seni Universitas Negeri Semarang,ia saat ini memasuki semester ke enam
dengan mengambil program studi pendidikan seni rupa.Selain sebagai mahasiswa ia
juga menyukai hal-hal baru,bentuk nyata dari usaha dan berkarya ialah dengan
mendirikan perusahaan Bean Clothing
yang bergerak dibidang desain baju, dan logo.
Karya drawing
yang pernah ia buat adalah yang berjudul Gunungan
Jawa pada tahun 2012,dengan media dan teknik yang sama ia mengangkat tema
budaya Indonesia khusunya Jawa tengah.Karya Gunungan
jawa ini menggambarkan gunungan jawa seperti dalam wayang kulit namun
menggunakan teknik pointilis pada bagian tertentu menggunkan media drawing men
di atas kertas.”Budaya Indonesia merupakan tema yang menarik sekaligus
melestarikan kebudayaan Indoneisa yang adiluhung”,kata seniman muda ini.
b.
Analisis
tanda visual serta interpretasi
Karya “Temukan
alu di Indonesia” ini dibuat pada tahun 2013 dengan ukuran kertas A2 di atas
kertas kertas dengan media drawing pen.Pada karya drawing tersebut terdapat subbject burung jalak yang meupakan burung khas pulau
Bali.Burung jalak yang tengah berdiri di atas sebuah ranting pohon,sebagai
background nampak bulatan dan titik-titik seperti bulan dan sekumpulan
bintang-bintang yang bertebaran di langit pada malam hari karena background
berwarna hitam,hitam merupakan warna yang menandakan gelap,suram,sehingga
mengesankan malam hari.Pada samping seperti border yang terlihat mengelilingi
subjek utama yakni burung jalak tersebut,terlihat ornamen berupa hiasan khas
Bali,berupa sulur-suluran dan pada bagian atas terdapat kepala barong Bali.Pada
bagian paling bawah terlihat beberapa bunga kamboja dan garis-garis horizontal
yang mengelilinginya.
Burung jalak
merupakan burung khas pulau Bali,burung yang diprediksi hampir punah ini
merupakan sejenis burung pengicau.Jalak Bali
memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali
pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Bagian pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna hitam putih
dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Warna yang digunakan pada karya ini didominasi
hitam putih karena hanya menggunakan media drawing pen.Dari segi keseimbangan
karay ini menggunakan keseimbangan simetris,letak subjek matter terletak
ditengah dengan kanan-kiri atas-bawah seimbang satu sama lain.Garis yang muncul
dibuat tegas dengan kontur yang cukup jelas dan tegas namun tidak dibuat secara
kaku,ada beberapa bentuk pada bagian gambar yang dibuat dengan keluwesan
seperti bunga,kepala barongan dan burung jalak iu sendiri.
Dihadirkannya
bentuk kepala barongan merepresentasikan bahwa karya tersebut bermuatan unsur
budaya lokal pulau Bali,barongan yang biasa ada dalam setiap tarian dan drama
khas Bali memunculkan kesan cukup kuat.Bunga kamboja juga menguatkan ke
Bali-balian karya ini,seperti yang kita ketahui bersama,bunga kamboja adalah bunga
yang tidak pernah lepas dari kehidupan masyakat Bali,baik untuk disediakan
untuk pelenhkap sesaji maupun untuk hiasan pada rambut yang diselipkan di atas
telinga.
Burung
jalak pada tahun 2012 telah dicamtumkan masuk daftar satwa yang hampir punah di
Indonesia,khususnya jalak Bali sendiri.Burung ini biasa ditangkap di alam liar
untuk dijual dan diperdagangkan gelap di pasar Internasional.Ini menjadi
rahasia umum bila keberadaan burung jalak bali akan menjadi cerita saja tanpa
dinikmati anak cucu kelak,namun masyarakat itu sendiri seakan tutp telinga dan
tak mau tau akan hal tersebut demi keinganan dan uang sesaat.
Seniman
seperti mencoba menceritakan dan menyadarkan tentang keberadaan burung jalak
yang hampir punah ini untuk segera diselamatkan.Mengangkat akan kepunahan
burung jalak yang terjadi jika masih terjadi penangkapan dan memberjualbelikan
burung jalak Bali ini.
"Barong" adalah karakter dalam mitologi
Bali, sedangkan di Jawa disebut "Barongan". Ia adalah raja dari roh-roh serta melambangkan kebaikan. Ia
merupakan musuh Rangda dalam mitologi Bali. Banas Pati Rajah adalah roh yang mendampingi seorang
anak dalam hidupnya. Banas Pati Rajah dipercayai sebagai roh yang menggerakkan
Barong. Sebagai roh pelindung, Barong sering ditampilkan sebagai seekorsinga.
Sendratari tradisional di Bali yang menggambarkan pertempuran antara Barong dan
Rangda sangatlah terkenal dan sering dipertunjukkan sebagai atraksi wisata.
Seniman
menampilkan barongan memperlihatkan bahwa barong sebgai pelindung pada kepercayaan masyarakat Bali,agar
mengingatkan Bali akan keberadaan burung jalak Bali yang hampir
punah.Masyarakat seharus melindungan dengan baik seperti karakter figur Barong.
Penggambaran
bunga kamboja yang biasa tumbah di kuburan-kuburan,memperlihatkan kepunahan
burung jalak yang akan mati jika terus menerus diburu.Seniman memperlihatkan
kekhawatiran dan kegundahan atas fenomena tersebut sehingga menggamabarkan
bunga kamboja pada karyanya tersebut walau hanya diselipkan pada bagian bawah
karya saja.
c.
Penilaian
Karya
yang mengangkat burung jalak Bali sebagai figur utamanya,yang diselipkan
beberapa unsur kebudayaan khas Bali seperti barongan dan bunga
kamboja.Memberikan pandangana atas kebudayaan lokal yang ada di Pulau
Bali,seniman ternyata ingin menyampaikan kekhawatirannya atas fenomena
perburuan burung jalak Bali yag sangat meresahkan,burung ini saat ini hampir punah
dan terdata dalam daftar hewan yang hampir punah di Indonesia.
Dalam karya yang
berjudul “Temukan aku di Indonesia”,seniman dapat menangkap peristiwa yang
sangat luar biasa dan dijadikan objek gambar,apakah benar dapat menemukan
burung jalak Bali ini di Indonesia sedangkan keberadaanya hampir
punah?.Kekuatan ide dan gagasan yang sangat kreatif dan tak terduga menjadikan
karya ini sangat bagus dan menarik.Kualitas bentuk dan teknik pun bisa
dikatakan sudah mumpuni dan cakap.Goresan dan garis yang konsisten dan luwes
menjdai point atas kualitas teknik yang dikuasai oleh seniman.Ekspresivitasnya
pun cukup nampak dalam karya gambar menggunakan drawing pen ini.Namun,yang
menjadikan karya ini memiliki kekurangan adalah ada bagian dari komposisi yang
masih kurang,yakni banayak bagian yang terlihat kosong.Apakah ini hasil
kesengajaan atau ketidakmampuan seniman dalam mengolah komposisi karya
tersebut?.Fungsi karya ini juga bagus,karya ini dapat memberikan pesan atas
fenomena hampir punahnya burung jalak Bali yang akan disampaikan pada publik.