Senin, 07 Juli 2014

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH KRITIK SENI RUPA 2

Fenomena budaya visual

Fenomena budaya visual yang saat ini memang masih dijadikan sebagai suatu pemikiran baru bagi beberapa pihak yang terkait.Budaya visual pada saat ini banyak menampilkan simbol-simbol secara implisit dengan pesan-pesan tersembunyi dibalik bentuk tersebut.Fungsi secara khusus yang menjadi pesan dibungkus rapi dengan digunakannya visualisasi peminjaman bentuk  yang dapat mewakili sang seniman tanpa harus secara gamblang memperlihatkan apa yang akan disampaikan.
Tanda visual pada penerapan budaya visual saat ini berkonsep hampir sama dengan prinsip dasar pop-culture,dikatakan seperti itu dikarenakan budaya pop kultur memang menyajikan karya dengan peminjaman bentuk-bentuk tertentu yang dapat mewakili maksud yang dituju.Bisa kita bandingkan dengan karya-karya seni periode sebelumnya,ketika seniman ingin menggambarkan kekejaman maka akan terlihat bentuk suatu karya seni dengan subjek pembunuhan,penyiksaan dan sebagainya.
Dalam seni rupa,budaya visual dapat dirasakan dalam bentuk-bentuk karya desain,seperti lukisan,poster,iklan dan sebagainya yang menampilklan sebuah pencitraan yang mewakili maksud atau isi karya tersebut.Seperti publik diajak untuk sedikit berfikir,apa maksud dari ini,bentuk ini representasi dari apa,hingga pada akhirnya tahu kaitan antara bentuk dan isi yang dimaksud,jika tidak maka berlalu sudah.
Banyak kemudahan yang diberikan oleh budaya visual,sumbangsi terhadap pengaruh budaya ini seperti kemudahan dalam mengolah karya seni.Sehingga tak hanya banyak kelebihan yang diberikan namun terdapat beberapa kekurangan.Kualitas karya tak lagi diperhatika,ideologis,gagasan,ide menjadi hal yang diutamakan.
Hal ini menjadikan banyak seniman muda yang beragapan bahwa dalam berkesenirupan yang terpenting adalah konsep,ide,gagasan,bukan bentuk.Imbas negatif sebagai bentuk pemertahanan ideologi ini hingga menjadikan sebuah bentuk pencemoohan sebuah karya seni yang memang mempertahankan kualitas tehnik serta ide.Sering terdengar coleteha kecil bahwa teknik hanya untuk tukang (memang sudah mereka kuasai atau bentuk suatu ungkapan ketidakmampuan ? ).Hal ini patutlah diperhatikan,bahwa sangat baik suatu karya seni jika antara ide atau gagasan yang hebat dapat diwujudkan dengan penguasaan teknik yang hebat pula.

Analisis Karya Seni Rupa Menggunakan pendekatan Semiotik
Kaya Desain Iklan Koran “Suara Merdeka” Graphic
Designer: Emyr Namara


Deskripsi :
            Karya desain iklan suatu produk koran Jawa tengah yaitu “Suara Merdeka“ yang dibuat pada tahun 2011 oleh desain grafis yang bernama Emyr Namara.Karya ini diterpakan baik pada billboard maupun kolom iklan untuk mempromosikan produk koran tersebut.Karya iklan tersebut menampilkan subbject matter berupa tiga penari Jawa yang salah satu dari ketiganya tidak memakai topeng sendiri,subjek lain dalam karya tersebut adalah font dengan tulisan “ Banyak yang bertopeng Jawa Tengah,Namun hanya satu sahabat sejati Jawa Tengah”,yang kemudian disertakan loho “Suara Merdeka” yang berupa font.Background sederhana dengan pengggunaan waran abu-abu kecoklatan.Unsur warana dalam Subject matter adalah merah pada kostum penari Jawa yang dikenakan,atau kembennya serta warna kuning keemasan pada aksesoris ynag dikenakan,dan topeng bewarna putih.Font pada tulisan menggunakan warna biru serta hitam.Warna putih pada footer pada kolom ynag berisikan logo dan alamat website koran tersebut.
Analisis Semiotik terhadap Karya :
Subjek
Deskripsi
Konotasi
Konotasi
Konotasi
Konotasi
Konotasi
 Topeng
Bentuk :
Organis
Warna : merah dengan garis hitam dan merah pada bibir
Tekstur :
Semu,kesan halus pada permukaannya
Garis : Lengkung pada bibir topeng dan bagian atas sebagai kesan rambut yang dibuat melengkung,garis mata dan alis melengkung ke bawah
Benda berupa topeng khas Jawa yang biasa digunakan dalam kegiatan acara tari tradisional
Topeng yang menampilkan garis bibir dan mata cemberut
Topeng hanya digunakan oleh dua penari Jawa dengan ekspresi wajah cemberut tanpa kesan bahagia namun menunjukan gerak yang sama dengan penari tanpa topeng sebagai fokus of interest
Penari Jawa menggunakan topeng yang menyamai gerak penari lainnya merupak simbol dari banyaknya koran ynag beredar di Jawa Tengah yang tidak mempunyai ciri khas dan isi dari budaya Jawa Tengah sendiri,penari Jawa tanpa topeng dengan senyum manis merupakan simbol dari “Suara Merdeka “ yang berkualitas dengan memberikan informasi dan berita tanpa yang ditutup-tutupi.
Karya desain koran ini menunjuakn fenomena :
Kemerosotan Informasi Budaya
Penari Jawa
Bentuk : Organis
Warna : merah pada kemben Jawa yanng digunakan,warna kulit sawo matang,rambut hitam dan aksesoris pelengkap seperti gelang giwang mahkota berwana kuning keemasan
Tiga figur manusia yang mengenakan pakaian tari tradisional,salah satu dari tiga penari tidak mengenakan topeng
Dua figur penari mengenakan topeng dengan raut muka cemberut sedangkan satu penari tanpa topeng tesenyum dengan manisnya
Teks : “ Banyak yang bertopeng Jawa Tengah,Namun hanya satu sahabat sejati Jawa Tengah”
Teks berwarna biru dengan font sederhana tumpul
Merupakan isi dari karya yang dimaksud.Berikan informasi mengenai kualitas koran “Suara Merdeka “ dibandingkan koran lain yang beredar di Jawa Tengah
Informasi bahwa ada banyak koran yang ada di Jawa Tengah namun hanya suara merdeka bacaan berbobot Jawa Tengah


Senin, 30 Juni 2014

Tugas Ujian Tengah Semester Kritik Seni Rupa 2

                                                  Ujian Tengah Semester Kritik Seni Rupa 2
Soal dan jawaban.
1.      Bagaimana cara kerja kritik seni rupa dengan pendekatan Holistik ?
Kritik seni rupa memiliki peranan penting dalam mengungkapkan macam ragam nila,makana dan permasalahan tentang karya seni,kritik seni holistik yang memiliki tujuan menungkap nilai secara utuh,tidak pincang atau tidak melihat dari perspektif tertentu.Pendekatan hilistik mempunyai sifat plural,multi data, multi methods,multi sumber,menyeluruh dan kompleks.Maksudnya adalah pendekatan ini menggunakan berbagai sumber untuk dicari dan dinilai dalam menjustifikasi baik buruk suatu karya,sedangkan multi methods yaitu sumber sumber yang dicari menggunakan berbagai cari untuk mendapatkan data,dari menggunakan angket,analisis dokumen,obesrevasi langsung maupun wawancara pengamat.
Pendekatan ini ketika akan mengkritiki seni mempertimbangkan karya seni dari pengamat dan dari seniman sendiri agar ketika penilaian tidak ada subjektifitas melainkan penilaian yang objektif.Dalam pendekatan ini harus melibatkan beberapa aspek seperti seniman,karya dan pengamat,jadi memandang karya seni dalam tiga perspektif.Ketiga komponen tersebut saling berinteraksi dan saling menentukan nilai setiap karya.
1)      Seniman sebagai sumber data atau informasi genetik meliputi kondisi seniman dengan pengalaman khususnya,lingkungan fisik seniman dengan konteks budayanya,proses dan teknik penciptaanya serta lainnya yang semuannya berkaitan dengan yang ada sebelumnyakarya seni selesai diciptakan.
2)      Karya seni sebagai sumber Informasi objektif,diperoleh melalui pengamatn terhadap karya seni yang telah selesai diciptakan.
3)      Penghaya sebagai sumber informasi Afektif,meliputi segala tanggapan yang dirasa dan timbul dari dalam diri penghayat yang menghadapi karya seni.
Implikasi penulisan kritik :
1)      Deskripsi : keunikan teknik dan subjektivitas disampaikan ( menunjukan keholistikan )
2)      Analisis : analisis lebih intra dan ekstra estetik
3)      Interpretasi : melibatkan pertimbangan seniman,pengamat, dan karya
4)      Evaluasi atau justifikasi : harus komprehansif.

2.      Jelaskan Pembahasan Intraestetik dan ekstraestetik.
1)      Intraestetik    : mencakup unsur-unsur secara menyeluruh yang menjadi konteks. Faktor ekstraestetik mencakup sistem 
     (1) nilai, pengetahuan, dan kepercayaan yang menjadi pedoman berkesenian,
     (2) sumber daya lingkungan yang ada dan dimanfaatkan, 
     (3) kebutuhan-kebutuhan seni,
     (4) pranata-pranata seni yang berisikan sistem norma dan peranan yang mengatur tindakan berkesenian,
     (5) perilaku atau pola perilaku seni yang mencakup perilaku penghayatan, pengungkapan, dan pengelolaan seni.
2)      Ekstraestetik : secara konkret terwujud dalam bentuk karya (pelestarian dan penciptaan) yang di dalam wujudnya tercakup
      (1) corak, bentuk, struktur, dan simbol seni,
      (2) media pengungkapan seni, bahan dan teknik-tekniknya, dan
      (3) gagasan pelestarian atau penciptaan seni. Keseluruhannya menunjukkan hubungan timbal-baliknya dalam hubungan sibernetik dan sinergis antara faktor pedoman di satu segi dan energi di segi lain.

3.      Sebutkan contoh penerapan ikon,indeks, dan simbol dalam fenomena visual :
a.       Ikon :
a)      Disket pada ms.word adalah ikon fungsi untuk meyimpan file pada komputer.
b)      Piring dan sendok merupakan ikon rumah makan
c)      Rhoma irama merupakan ikon dari musik dangdut Indonesia
d)     Tangga nada merupakan ikon musik
e)      Obeng dan tang pada handphone merupakan ikon dari fungsi pengaturan
f)       Menara eiffel merupakan ikon dari negara Perancis
               
b.      Indeks :
a)      Piala : indeks dari prestasi yang telah dicapai
b)      Kerutan di kulit : penuaan
c)      Perut membuncit : busung lapar
d)     Jejak binatang,bisa dipahami para pemburu sehingga dapat mengenali binatang apa yang baru saja melewati daerah tersebut.
c.       Simbol :
a)      Yang dan Yang merupakan simbol dari tak ada suatu yang benar-benar baik dan tak ada susautu yang benar-benar buruk.
b)      Baju hitam simbol berkabung
c)      salib ( simbol kepercayaan penganut agama nasrani,kristen,katholik)
d)     cincin polos pada jari tengah simbol pertunangan
e)      Janur kuning melengkung simbol ada pernikahan

4.                                                                                                Analisis karya dengan pendekatan semiotika




Judul               : Temukan aku di Indonesia

Di buat oleh    : Iwan Febrianto
Ukuran                        : A2
Media              : Drawing pen di atas kertas
Tahun              : 2013

a.       Deskripsi
Karya seni rupa merupakan ungkapan perasaan jiwa seseorang yang diekspresikan dan dituangkan dalam sebuah karya baik dalam bentuk lukisan,patung,maupun grafis.Seiring dengan berkembangnya zaman karya seni rupa pun ikut berkembang dari media dan teknik.Iwan febrianto inilah seniman muda yang aktif mengikuti perkembangan seni rupa yang baru,pria yang lahir pada 23 januari 1992 di kota kretek Kudus ini sangat menggemari dunia seni rupa mulai dari lukisan,drawing,desain,dan banyak lagi.Dengan banyak mencoba banyak hal untuk memperoleh pengalaman baru dalam hidupnya,iwan selalu bereksperimen mengenai karya yang ia buat.
Berkarya drawing merupakan kesukaanya,disamping berkarya itulah ia terbiasa memproduksi baju atas desain drawing yang ia buat,dari yang bertemakan budaya,filosofi,aktivitas sehari-hari hingga yang bertemakan oldskull .Iwan febrianto juga terdata sebagai mahasiswa seni rupa fakultas bahasa dan seni Universitas Negeri Semarang,ia saat ini memasuki semester ke enam dengan mengambil program studi pendidikan seni rupa.Selain sebagai mahasiswa ia juga menyukai hal-hal baru,bentuk nyata dari usaha dan berkarya ialah dengan mendirikan perusahaan Bean Clothing yang bergerak dibidang desain baju, dan logo.
Karya drawing yang pernah ia buat adalah yang berjudul Gunungan Jawa pada tahun 2012,dengan media dan teknik yang sama ia mengangkat tema budaya Indonesia khusunya Jawa tengah.Karya Gunungan jawa ini menggambarkan gunungan jawa seperti dalam wayang kulit namun menggunakan teknik pointilis pada bagian tertentu menggunkan media drawing men di atas kertas.”Budaya Indonesia merupakan tema yang menarik sekaligus melestarikan kebudayaan Indoneisa yang adiluhung”,kata seniman muda ini.
b.      Analisis tanda visual serta interpretasi
Karya “Temukan alu di Indonesia” ini dibuat pada tahun 2013 dengan ukuran kertas A2 di atas kertas kertas dengan media drawing pen.Pada karya drawing tersebut terdapat subbject  burung jalak yang meupakan burung khas pulau Bali.Burung jalak yang tengah berdiri di atas sebuah ranting pohon,sebagai background nampak bulatan dan titik-titik seperti bulan dan sekumpulan bintang-bintang yang bertebaran di langit pada malam hari karena background berwarna hitam,hitam merupakan warna yang menandakan gelap,suram,sehingga mengesankan malam hari.Pada samping seperti border yang terlihat mengelilingi subjek utama yakni burung jalak tersebut,terlihat ornamen berupa hiasan khas Bali,berupa sulur-suluran dan pada bagian atas terdapat kepala barong Bali.Pada bagian paling bawah terlihat beberapa bunga kamboja dan garis-garis horizontal yang mengelilinginya.
  Burung jalak merupakan burung khas pulau Bali,burung yang diprediksi hampir punah ini merupakan sejenis burung pengicau.Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Bagian pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna hitam putih dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Warna yang digunakan pada karya ini didominasi hitam putih karena hanya menggunakan media drawing pen.Dari segi keseimbangan karay ini menggunakan keseimbangan simetris,letak subjek matter terletak ditengah dengan kanan-kiri atas-bawah seimbang satu sama lain.Garis yang muncul dibuat tegas dengan kontur yang cukup jelas dan tegas namun tidak dibuat secara kaku,ada beberapa bentuk pada bagian gambar yang dibuat dengan keluwesan seperti bunga,kepala barongan dan burung jalak iu sendiri.
 Dihadirkannya bentuk kepala barongan merepresentasikan bahwa karya tersebut bermuatan unsur budaya lokal pulau Bali,barongan yang biasa ada dalam setiap tarian dan drama khas Bali memunculkan kesan cukup kuat.Bunga kamboja juga menguatkan ke Bali-balian karya ini,seperti yang kita ketahui bersama,bunga kamboja adalah bunga yang tidak pernah lepas dari kehidupan masyakat Bali,baik untuk disediakan untuk pelenhkap sesaji maupun untuk hiasan pada rambut yang diselipkan di atas telinga.
 Burung jalak pada tahun 2012 telah dicamtumkan masuk daftar satwa yang hampir punah di Indonesia,khususnya jalak Bali sendiri.Burung ini biasa ditangkap di alam liar untuk dijual dan diperdagangkan gelap di pasar Internasional.Ini menjadi rahasia umum bila keberadaan burung jalak bali akan menjadi cerita saja tanpa dinikmati anak cucu kelak,namun masyarakat itu sendiri seakan tutp telinga dan tak mau tau akan hal tersebut demi keinganan dan uang sesaat.
 Seniman seperti mencoba menceritakan dan menyadarkan tentang keberadaan burung jalak yang hampir punah ini untuk segera diselamatkan.Mengangkat akan kepunahan burung jalak yang terjadi jika masih terjadi penangkapan dan memberjualbelikan burung jalak Bali ini.
 "Barong" adalah karakter dalam mitologi Bali, sedangkan di Jawa disebut "Barongan". Ia adalah raja dari roh-roh serta melambangkan kebaikan. Ia merupakan musuh Rangda dalam mitologi Bali. Banas Pati Rajah adalah roh yang mendampingi seorang anak dalam hidupnya. Banas Pati Rajah dipercayai sebagai roh yang menggerakkan Barong. Sebagai roh pelindung, Barong sering ditampilkan sebagai seekorsinga. Sendratari tradisional di Bali yang menggambarkan pertempuran antara Barong dan Rangda sangatlah terkenal dan sering dipertunjukkan sebagai atraksi wisata.
 Seniman menampilkan barongan memperlihatkan bahwa barong sebgai pelindung  pada kepercayaan masyarakat Bali,agar mengingatkan Bali akan keberadaan burung jalak Bali yang hampir punah.Masyarakat seharus melindungan dengan baik seperti karakter figur Barong.
 Penggambaran bunga kamboja yang biasa tumbah di kuburan-kuburan,memperlihatkan kepunahan burung jalak yang akan mati jika terus menerus diburu.Seniman memperlihatkan kekhawatiran dan kegundahan atas fenomena tersebut sehingga menggamabarkan bunga kamboja pada karyanya tersebut walau hanya diselipkan pada bagian bawah karya saja.

c.       Penilaian
             Karya yang mengangkat burung jalak Bali sebagai figur utamanya,yang diselipkan beberapa unsur kebudayaan khas Bali seperti barongan dan bunga kamboja.Memberikan pandangana atas kebudayaan lokal yang ada di Pulau Bali,seniman ternyata ingin menyampaikan kekhawatirannya atas fenomena perburuan burung jalak Bali yag sangat meresahkan,burung ini saat ini hampir punah dan terdata dalam daftar hewan yang hampir punah di Indonesia.
Dalam karya yang berjudul “Temukan aku di Indonesia”,seniman dapat menangkap peristiwa yang sangat luar biasa dan dijadikan objek gambar,apakah benar dapat menemukan burung jalak Bali ini di Indonesia sedangkan keberadaanya hampir punah?.Kekuatan ide dan gagasan yang sangat kreatif dan tak terduga menjadikan karya ini sangat bagus dan menarik.Kualitas bentuk dan teknik pun bisa dikatakan sudah mumpuni dan cakap.Goresan dan garis yang konsisten dan luwes menjdai point atas kualitas teknik yang dikuasai oleh seniman.Ekspresivitasnya pun cukup nampak dalam karya gambar menggunakan drawing pen ini.Namun,yang menjadikan karya ini memiliki kekurangan adalah ada bagian dari komposisi yang masih kurang,yakni banayak bagian yang terlihat kosong.Apakah ini hasil kesengajaan atau ketidakmampuan seniman dalam mengolah komposisi karya tersebut?.Fungsi karya ini juga bagus,karya ini dapat memberikan pesan atas fenomena hampir punahnya burung jalak Bali yang akan disampaikan pada publik.

Tugas 3 : Analisis karya seni rupa dengan pendekatan Semiotik ( Kelompok )



Sarung ki semar dan ksatria-ksatria carangan
Seniman : Heri Dono
Matriks Analisis
Subjek
Deskripsi Unsur Rupa
Denotasi
Wayang
Bentuk : Organis
Warna : Krem pada wajah, tangan dan kaki, Merah pada bibir, jubah,tindik di telinga, dan huruf S, Biru pada pakaian, Kuning pada gelang tangan, gelang kaki, angka 2345 dan outline huruf S, Oranye pada kuku tangan dan kaki, Coklat tua pada celana dalam, Coklat dan coklat kekuningan pada sarung batik, Hijau pada renda – renda sarung, kerah dan pada bintang 14, Merah muda (pink) pada celana legging, Hitam pada bola mata, bulu mata, rambut, dan outline angka di dahi, Putih pada  koyo.
Tekstur : Tekstur semu, berkesan halus
Garis : Garis lengkung pada tubuh subjek wayang.
Figur wayang yang badannya tambun yaitu Semar menggunakan pakaian superman dengan posisi tubuh sedang terbang dan mengacungkan jempol tangan kanan berkesan seperti kesatria yang konyol dengan segala aksesoris yang menempel di tubuhnya
Elipse (Subjek pendukung)
Bentuk : Geometris
Warna : Merah
Tekstur : Tekstur semu, berkesan halus
Garis : Lengkung
Bentuk elipse yang terletak di atas kepala berkesan seperti malaikat
Sinar (Subjek pendukung)
Bentuk : Bersudut
Warna : Hijau pada bintang,kuning muda pada kertas,  dan putih pada sinar.
Tekstur : Tekstur semu, berkesan halus
Garis : Garis lurus pada sinar dan garis lengkung dan bersudut pada bintang dan garis lengkung pada kertas.
Ide yang muncul dari kepala atau otak digambarkan dengan sinar muncul dari dahi dan memantulkan berupa bintang yang di dalamnya terdapat kertas.
Asap (Subjek pendukung)
Bentuk : Organis
Warna : Putih
Tekstur : Tekstur semu, berkesan halus
Garis : Garis lengkung dan lurus.
Asap terletak tepat di belakang pantat dari figure Semar.
Sarung ki semar (Subjek pendukung)
Motif : kotak-kotak
Warna : Kuning kecoklatan dengan sentuhan warna coklat.
Tekstur : Tekstur semu, berkesan  kasar
Garis : lurus yang berpotongan
Sarung kotak hitam-putih-merah-kuning tidak bisa dipakai sembarang orang, keramat, titik, tidak bisa diganggu gugat. Dalam dunia pewayangan cuma empat tokoh yang berhak mengenakan sarung ini, yaitu Ki Semar sendiri, Sang Hyang Bayu, Bima dan Hanoman. Tetapi pada lukisan, sarung kotak-kotak berwarna coklat dan kuning kecoklatan dipakai oleh semar yang dalam cerita pewayangan merupakan tokoh dewa yang memanusia.




Konotasi 1
Konotasi 2
Tokoh wayang semar yang seharusnya mengenakan pakaian yang kental dengan budaya jawa khususnya tetapi sebaliknya malah mengenakan pakaian supermen yaitu seorang kesatria yang berasal dari luar negeri
Dalam cerita mahabarata, ki semar merupakan tokoh dewa yang memanusia dan berperang tanpa menggunakan dendam pribadi dan merupakan seorang kesatria, lakon Mahabharata memang begitu dekat dengan panggung politik kita tapi seluruh rakyat Indonesia yang sudah paham betul bahwa tidak ada yang serius dalam kancah politik negeri ini sehingga tokoh ki semar digambarkan dengan pakaian dan aksesoris-aksesoris yang lucu seolah menyimbolkan kelucuan politik.
Jika biasanya pada kepala seorang malaikat digambarkan dengan bentuk seperti mahkota namun bentuknya hanya bulat dan bolong pada tengahnya,tetapi dalam gambar wayang semar yang berpakaian seperti supermen layaknya seorang kesatria juga terdapat gambar lingkaran pada kepala seakan ingin menyamakannya juga dengan malaikat
Seseorang yang dijuluki dengan malaikat biasanya merupakan orang yang putih atau jernih hati dan jiwanya yang selalu ingin menolong orang-orang yang membutuhkan,tetapi dalam lukisan ini, seorang tokoh digambarkan sebagai ki semar seorang kesatria yang hanya mengenakan pakain dan aksesoris serba lucu dan tidak ada kesan serius seolah menyimbolkan tentang kulucuan seorang kesatria pada jaman sekarang ini.
Sebuah ide yang keluar dari pemikiran tokoh wayang digambarkan dengan cahaya berwarna putih dan terdapat kertas yang penuh dengan tulisan seolah menuliskan beberapa hasil pemikiran
Ide-ide yang keluar dari pemikiran ki semar berupa cahaya putih dan kertas yang terdapat tulisan-tulisan menyimbolkan sebagai janji-jani seorang kesatria.
Asap putih yang terletak di belakang pantat dari figure semar seolah menyimbolkan bahwa pemikiran atau gagasan yang disampaikan akan keluar begitu saja lewat belakang dan seolah menjadi asap putih yang akan menghilang tertinggalkan karena sang tokoh yaitu semar telah terbang tinggi
Asap putih yang terletak dipantat ki semar mengibaratkan janji-jani yang telah disampaikan hanyalah sebuah asap putih dan bualan belaka.
Sarung berwarna coklat dan kuning kecoklatan yang dikenakan oleh ki semar menyimbolkan bahwa semua orang berhak mengenakan sarung tersebut meskipun ia bukanlah seorang yang hebat.
fashion dunia pewayangan, bahwa dalam wayang, warna adiluhung tidak hanya putih bersih, tapi juga mengandung hitam, kuning, dan merah dalam kuantitas yang sama. Jika pada cerita sarung dengan warna-warna yang adiluhung tidak dapat dipaki oleh sembarang orang, tetapi pada jaman sekarang, sarung dapat dipakai oleh siapapun yang mempunyai uang untuk membelinya ibarat kekuasaan yang dibeli hanya dengan uang.

Konotasi -3
Konotasi -4
Ki Semar dengan pakaian ala Superhero sang Superman bertingkah konyol dengan ragam aksesoris yang menempel pada kostum yang ia kenakan .
wayang begitu dekat dengan kehidupan nyata karena dalam wayang kita bertemu dengan model-model tentang hidup dan kelakuan manusia

Konotasi -5
Konotasi Akhir
Dalam babad politik Indonesia modern, kita menemukan hal serupa, terutama adu siasat yang dilakukan untuk mencapai kepentingan, namun karena siasat tersebut terlalu gampang dibaca, maka seringkali berakhir sebagai sebuah guyonan. Yang berbeda, punakawannya bukanlah Anak Ki Semar, tapi seluruh rakyat Indonesia yang sudah paham betul bahwa tidak ada yang serius dalam kancah politik negeri ini.
Lukisan ini menunjukan fenomena politik di Indonesia yang carut marut,penuh dengan adu siasat para lakon politiknya yang hanya memberikan janji palsu :
Siasat Politik.